Golongan darah mungkin berpengaruh pada faktor risiko terkena stroke dini.
Begitu temuan studi dalam jurnal Neurology yang disiarkan Medical Daily awal September 2020.
Dalam penelitian itu, pakar dari Sekolah Kedokteran Universitas Maryland ( UMSOM) mempelajari profil genetik orang-orang dan kemungkinan kontribusinya terhadap risiko stroke dini (EOS) atau yang terjadi sebelum orang mencapai usia 60 tahun.
Mereka lalu menganalisis 48 studi berbeda yang mengamati EOS pada orang berusia 18-59 tahun.
Secara total ada 16.730 kasus EOS.
Peneliti menemukan hubungan yang signifikan antara EOS dan bagian dari kromosom yang menentukan golongan darah.
EOS cenderung dihadapi pemilik golongan darah A.
Sementara golongan darah O lebih kecil kemungkinannya.
Secara keseluruhan, pemilik golongan darah A memiliki risiko EOS 16 persen lebih tinggi sedangkan yang bergolongan darah O memiliki risiko stroke 12 persen lebih rendah dibanding golongan darah lain.
Tetapi, ini tidak berarti pemilik golongan darah A harus khawatir karena peningkatan risiko tak besar.
Peneliti mencatat temuan ini memerlukan penelitian lebih lanjut karena golongan darah tertentu tampaknya membawa risiko stroke yang lebih tinggi.
“Kami belum tahu mengapa golongan darah A berisiko lebih tinggi tetapi kemungkinan ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah serta protein lain, yang semuanya berperan penting dalam perkembangan pembekuan darah,” kata peneliti utama studi Steven Kittner.
Untuk saat ini, orang dapat mengurangi risiko stroke dengan melakukan gaya hidup sehat seperti rutin berolahraga, mengurangi asupan garam, memasukkan lebih banyak buah dan sayuran dalam pola makan, serta berhenti merokok.